aRek WONOSALAM: CERITA INSPIRATIF
arek WONOSALAM
Tampilkan postingan dengan label CERITA INSPIRATIF. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CERITA INSPIRATIF. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Juli 2011

Anak Kecil dan Anak Anjing

Seorang petani memiliki beberapa anak anjing yang ingin dijual. Ia lalu menulis sebuah iklan dan memakunya di tembok dekat halamannya. Saat ia hendak memalu paku terakhir di tembok, ia merasa seseorang menarik-narik celananya. Ia melihat ke bawah dan mendapati seorang anak kecil.
“Bapak,” ia berkata, “aku ingin membeli salah satu dari anak anjing itu.”
“Baiklah,” kata petani itu, sambil mengusap keringat di lehernya, “anak anjing ini berasal dari induk yang baik dan harganya cukup mahal.”Anak itu menundukkan kepalanya sebentar. Kemudian ia merogoh kantongnya, mengambil seonggok uang receh, dan memberikannya kepada petani itu. “Aku punya 39 sen, apakah cukup untuk melihat anak-anak anjing itu?”
“Tentu saja,” kata petani tersebut.Lalu si petani itu bersiul, “Sini, Abigail!” Panggilnya
Lalu keluarlah anjing tersebut dari rumah diikut dengan 4 anak anjing. Anak kecil itu menempelkan wajahnya di pagar. Ia tampak senang sekali.
Saat anjing-anjing itu berjalan ke arah pagar, anak kecil itu memperhatikan sesuatu yang bergerak di dalam rumah anjing. Pelan-pelan anak anjing yang lain muncul; yang satu ini terlihat lebih kecil daripada anak anjing yang lain. Dengan terpincang-pincang, anak anjing itu berusaha keras mengejar yang lain...
“Aku mau yang itu,” kata anak kecil itu, sambil menunjuk. Si petani berlutut di sisi anak kecil itu dan berkata, “Nak, kamu tidak akan suka dengan anak anjing itu. Ia tidak akan bisa berlari dan bermain denganmu seperti anjing yang lain.”
Mendengar itu, si anak kecil mundur selangkah dari pagar, mengulurkan tangan, dan mulai menggulung salah satu celana. Ia menunjukkan penahan besi yang melekatkan kedua lututnya dengan sepatu khusus. Ia kembali memandang si petani, sambil berkata, “Engkau lihat tuan, aku juga tidak bisa berlari, dan anak anjing itu membutuhkan seseorang yang bisa mengerti”

Baik kamu sadari ataupun tidak kamu sadari, setiap orang di dunia ini membutuhkan seorang sahabat yang bisa mengerti.


Seorang Pedagang Kaya dan Pelayan Bodoh

Di sebuah daerah hiduplah seorang pedagang kaya. Ia mempunyai seorang pelayan yang sangat lugu, sehingga orang menyebutnya bodoh.
Suatu hari, si pedagang berkata pada pelayannya untuk pergi ke sebuah desa yang miskin untuk menagih hutang dari para penduduknya. "Hutang mereka sudah terlalu banyak," kata pedagang itu.
"Baiklah, tuan," jawab si bodoh. "Tetapi apa yang akan anda lakukan terhadap uang itu nantinya?"
"Belikan sesuatu yang tidak aku punya," jawab si pedagang.Kemudian pelayan bodoh itu pergi ke desa. Ia menagih hutang satu demi satu dari para penghuni desa. Penghuni desa itu sangat miskin dan desa mereka baru saja menderita karena kemarau panjang.
Akhirnya, si pelayan bodoh menyelesaikan tugasnya. Di perjalanan pulang ia mengingat perintah tuannya, "belikan sesuatu yang tidak aku punya."
"Apa, ya? Tuanku sangat kaya, bukankah ia sudah memiliki segalanya?" pikir si bodoh.
Setelah berpikir beberapa saat, si bodoh menemukan jawabannya. Ia kembali ke desa itu dan ia membagikan uang yang baru saja ia kumpulkan kepada para penghuni desa.
"Tuanku memberikan uang ini untukmu." katanya. Para penghuni desa sangat gembira. Mereka memuja kebaikan si pedagang itu.
Saat si bodoh pulang ke rumah dan melaporkan apa yang sudah ia lakukan, si pedagang menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu benar-benar sangat bodoh," ia mengeluh.
Waktu berlalu. Terjadilah sesuatu yang tidak diperkirakan. Pergantian pemimpin karena pemberontakan dan bencana banjir menghancurkan usaha pedagang itu.
Pedagang itupun bankrut. Ia meninggalkan rumahnya dan hanya si bodoh yang mengikuti dirinya. Saat sampai di sebuah desa, entah mengapa, para penduduk desa menyambut mereka dengan ramah dan hangat. Mereka menyediakan sebuah tempat dan makanan untuk si pedagang.
"Siapa para penghuni desa ini? dan mengapa mereka menolongku?" tanya si pedagang.
"Sebelumnya, tuan mengatakan padaku untuk menagih hutang dari para penduduk miskin desa ini." jawab si bodoh. "Tuan memintaku untuk membelikan sesuatu yang tuan tidak miliki. Aku pikir, tuan sudah mempunyai segalanya. Satu-satunya yang tuan tidak punya adalah cinta dari hati mereka. Kemudian aku mengembalikan uang itu atas nama tuan. Sekarang tuan menuai cinta mereka.

Kadang kita tidak menyadari, orang-orang yang kita pikir tidak penting, menjadi orang yang menolong kita di saat sulit. Sadarilah itu! Jangan lupakan sesamamu, karena tidak peduli seberapa kecil kebaikanmu, suatu hari kamu akan menuai berkahnya.

Interview dengan Tuhan

Aku bermimpi melakukan interview dengan Tuhan.
"Jadi, kamu ingin melakukan interview denganku?" Tanya Tuhan.
"Jika Engkau punya waktu," Aku berkata.
Tuhan tersenyum, "Waktu-Ku abadi.. pertanyaan apa yang ada di pikiranmu untuk-Ku?"

"Hal apa yang paling mengejutkan-Mu tentang manusia?"
Tuhan menjawab...
"Bahwa mereka mudah sekali bosan dengan masa kecil, bahwa mereka buru-buru ingin bertambah dewasa, dan kemudian rindu untuk menjadi anak-anak lagi."
"Bahwa mereka kehilangan kesehatan mereka untuk mencari uang... dan kemudian kehilangan uangnya untuk mengembalikan kesehatan mereka lagi."
"Bahwa mereka berpikir dengan gelisah tentang masa depan, mereka melupakan waktu sekarang, sehingga mereka tidak hidup di masa sekarang maupun masa depan."
"Bahwa mereka hidup seperti mereka tidak akan pernah mati, dan mati seperti mereka tidak pernah hidup."
Tangan Tuhan memegang tanganku... dan aku diam untuk beberapa saat.

Kemudian aku bertanya, "Sebagai Orang Tua, apa pelajaran hidup yang Engkau inginkan anak-Mu pelajari?"
Tuhan menjawab,
"Belajar bahwa mereka tidak bisa membuat semua orang mencintai mereka. Yang bisa mereka lakukan adalah membiarkan diri mereka dicintai."
"Belajar bahwa tidak baik membandingkan diri mereka dengan yang lain."
"Belajar untuk memaafkan dengan pengampunan"
"Belajar bahwa hanya butuh beberapa detik untuk membuka luka orang yang mereka cintai, tetapi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyembuhkannya."
"Belajar bahwa orang kaya bukanlah orang yang memiliki paling banyak, tetapi orang yang membutuhkan paling sedikit."
"Belajar bahwa sebenarnya ada orang-orang yang mencintai mereka, namun tidak mengerti bagaimana cara mengekspresikan atau menunjukkan perasaan mereka."
"Belajar bahwa dua orang dapat memandang sesuatu yang sama, tetapi melihatnya secara berbeda."
"Belajar bahwa tidak cukup hanya dengan memaafkan orang lain, tetapi mereka juga harus memaafkan diri mereka sendiri."

"Terima kasih atas waktu-Mu," Kataku dengan rendah hati.
"Apakah ada lagi yang ingin anak-Mu ketahui?"
Tuhan tersenyum, dan berkata... "Ketahuilah bahwa Aku selalu disini." "Selalu."

Cara menjadi Orang Yang Percaya Diri

Menjadi orang yang percaya diri tidaklah mudah. Seringkali kamu merasa minder terhadap orang lain ataupun saat ingin melakukan sesuatu, karena kamu merasa kamu memiliki banyak kekurangan dibandingkan dengan orang lain. Tetapi ketahuilah, setiap manusia harus bersikap percaya diri untuk mencapai tujuannya, tidak peduli apapun kekurangan yang dimiliki. Percaya diri adalah pola pikir manusia untuk selalu optimis dan yakin terhadap apa yang dilakukan serta percaya dirinya adalah spesial. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan dan jangan dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya dirimu.
Lakukan!
1. Temukan hasrat dan kelebihanmu
Setiap manusia diciptakan unik dan spesial maka setiap manusia pasti juga memiliki kelebihannya masing-masing. Tidak ada hal yang lebih menyenangkan ketika kamu bisa semakin mengembangkan kelebihanmu dan menyalurkan hasratmu dengan kegiatan yang positif. Efek sampingnya adalah kamu akan semakin percaya diri dalam hidup.
2. Pilih panutanmu
Untuk membuatmu tambah bersemangat, tentukanlah figur sukses yang bisa menjadi panutanmu. Contoh: Kamu menyukai dunia website dan kagum terhadap keberhasilan Mark Zuckerberg sang pendiri Facebook, maka kamu dapat menjadikan dia sebagai panutanmu. Kamu bisa belajar bagaimana ia bekerja, bagaimana ia mengembangkan usahanya, dll. Kalau dia bisa kenapa kamu tidak?
3. Berpikir dan berbicara positif
Terus berpikir dan berbicara positif meskipun kamu berada di situasi sebaliknya. Mengasihani diri sendiri dan mengeluh adalah cara mudah bagimu untuk menjadi minder. Jangan buat dirimu menjadi inferior (mengecilkan diri sendiri) di depan orang lain. Berbicaralah yang positif tentang dirimu, rencanamu, dan masa depanmu.
4. Fokus pada tujuanmu
Fokuslah terhadap apa yang kamu lakukan, jangan biarkan hal-hal negatif mengalihkan pandanganmu
5. Bergaul dengan teman yang memberikan pengaruh positif
Lingkungan bisa berpengaruh besar dalam perkembangan dirimu. Ketika kamu berada di lingkungan yang orang-orangnya selalu percaya diri dan berpikir positif maka kamu cenderung untuk berperilaku seperti itu juga.
6. Bersyukur terhadap apa yang dimiliki
Seringkali rasa tidak percaya diri timbul karena kamu selalu merasa kekurangan terhadap sesuatu baik materi (uang,barang,fasilitas,dll) maupun yang non-materi (kasih sayang,perhatian,kepuasan,dll). Buang jauh-jauh rasa selalu kekurangan itu dan mulai tanamlah rasa bersyukur, maka kamu akan menjadi lebih percaya diri.
7. Membuat suatu tujuan dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut secara realitistis
Ketika kamu memiliki tujuan hidup maka kamu akan lebih bersemangat dalam menjalani hidup. Tetapi pastikan bahwa semua itu realistis, karena ketika kamu menetapkan sesuatu yang tidak realistis dan ketika di tengah jalan kamu baru menyadari bahwa tujuanmu itu ‘di luar jangkauanmu’ maka kamu akan menjadi lebih minder dari sebelumnya.
8. Lakukanlah sekarang!
Ketika kamu sudah menemukan kelebihanmu, membuat tujuan, dan membuat rencana-rencana maka kamu harus melakukannya sekarang juga. Semua itu tidak ada artinya apabila kamu menunda-nunda atau tidak pernah melakukan semua rencanamu itu.

Jangan Lakukan!
1. Bersikap perfeksionis. Sikap tersebut hanya akan membuatmu jauh dari rasa percaya diri dan membuatmu tidak bisa mengerjakan hal yang lain dengan baik karena terlalu lama berkonsentrasi di satu kegiatan.
2. Khawatir terhadap apa yang dipikirkan orang lain. Seringkali rasa takut ditertawakan dan takut diejek membuat seseorang merasa minder untuk melakukan sesuatu. Apabila kamu benar-benar ditertawakan, buktikanlah bahwa dirimu bisa, dan buatlah dirimu menjadi orang yang tertawa paling akhir.
3. Over confident. Orang yang terlalu percaya diri cenderung arogan dan tidak menyadari kelemahannya. Orang seperti ini akan mudah jatuh dan ketika ia gagal akan menghancurkan rasa percaya dirinya itu.
4. Terus menerus mengkritik orang lain hanya untuk membuat diri sendiri terlihat baik. Akibatnya sama seperti orang yang over confident. Ia selalu melihat kelemahan orang tanpa memperhatikan kelemahan diri sendiri.
5. Terus menerus membandingkan diri sendiri dengan orang lain.. Seperti di awal artikel, setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing. Kamu akan selalu menemukan perbedaan ketika kamu membandingkan dirimu dengan orang lain. Ya! Karena memang setiap manusia itu unik. Jadi melakukan itu hanya membuang waktumu saja.

Pemuda yang Jujur dan Berani

Seorang raja yang memasuki usia senja ingin mencari penggantinya. Berbeda dengan kebiasaan, ia tak menunjuk anak-anak maupun pembantu terdekatnya. Ia justru memanggil para pemuda di negeri itu dan berpidato di hadapan mereka. "Aku akan mengadakan sayembara. Kalian semua akan mendapatkan sebuah biji. Tanamlah biji ini, rawatlah, dan kembalilah setahun lagi dengan tanaman kalian masing-masing. Bagi yang memiliki tanaman terbaik akan langsung kutunjuk menjadi raja menggantikanku!"
Seorang pemuda bernama George terlihat amat antusias. Ia menanam biji itu, dan menyiraminya tiap hari. Tapi sampai sebulan berlalu belum tumbuh apa-apa. Setelah 6 bulan, para pemuda mulai membicarakan tanaman mereka yang tumbuh tinggi, namun pot George masih kosong. George tak mengatakan apapun pada teman-temannya. Ia tetap menunggu bijinya tumbuh.
Setahun berlalu. Semua pemuda membawa tanamannya kepada raja. Semula George enggan, namun ibunya mendorongnya pergi dan berbicara apa adanya. Raja menyambut para pemuda seraya memuji tanaman yang mereka bawa. "Kerja kalian luar biasa. Tanaman kalian sangat indah. Aku akan menunjuk seorang dari kalian menjadi raja yang baru!"
Tiba-tiba raja melihat George berdiri di belakang kerumunan orang dan memanggilnya. George panik, "Jangan-jangan aku akan dibunuh," pikirnya.
Orang-orang mengejek dan mencemooh dia, karena ia membawa pot yang kosong. "Tenang!" raja berseru. Ia mendatangi George, lalu mengumumkan, "Ia adalah raja kalian yang baru". Orang-orang tampak terkejut. Mereka berpikir, "Bagaimana mungkin seseorang yang gagal menjadi raja?" Sang raja melanjutkan, "satu tahun yang lalu, aku memberimu sebuah biji untuk ditanam. Tetapi aku memberikan biji yang sudah dimasak dan tentu saja biji itu tidak bisa bertumbuh. Kalian semua menggantinya dengan biji yang lain. Hanya George yang memiliki kejujuran dan keberanian untuk membawa pot dengan biji yang kuberikan. Maka dari itu, aku memilihnya untuk menjadi penerusku."

Kejujuran akan membawa perubahan yang mendasar dalam diri seseorang. Tetapi tanpa keberanian, kamu tidak bisa mengubah orang-orang di sekitarmu. Kejujuran menghasilkan pengikut, bukan pemimpin. Agar mampu mengubah orang di sekitarmu, keberanian adalah hal yang sangat penting.

Apa Yang Kamu Tabur Itulah yang Kamu Tuai

Dahulu kala, ada seorang petani Skotlandia. Namanya Fleming. Suatu hari, saat sedang mencari nafkah untuk keluarganya, ia mendengar teriakan minta tolong dari rawa-rawa di dekatnya. Ia menaruh peralatannya dan berlari ke rawa-rawa tersebut. Di sana, ada seorang anak lelaki yang ketakutan karena terjebak dalam lumpur hisap, sedang menjerit dan berjuang untuk melepaskan dirinya. Fleming menyelamatkan anak tersebut dari sesuatu yang bisa membuatnya mati pelan-pelan secara mengerikan. Hari berikutnya, sebuah kereta kuda datang ke rumah petani Skotlandia itu. Seorang bangsawan berpakaian elegan melangkah keluar dan memperkenalkan dirinya sebagai ayah dari anak yang diselamatkan Fleming.

 "Aku ingin membayarmu," kata sang bangsawan. "Kamu telah menyelamatkan nyawa anakku."
 "Tidak usah, aku tidak bisa menerima bayaran untuk apa yang telah aku lakukan kemarin," petani skotlandia itu menjawab. Saat itu juga, anak dari petani itu keluar dari pintu gubuknya.
"Apakah itu anakmu?" tanya si bangsawan. "Ya," sang petani menjawab dengan bangga.
Sang bangsawan berkata, "Aku akan membuat sebuah kesepakatan. Biarkan aku mengambil anakmu dan memberikannya pendidikan yang baik. Jika anak itu seperti ayahnya, ia akan menjadi seorang lelaki yang sangat bisa kamu banggakan."
Dan anak itu berhasil. Anak dari petani itu lulus dari St. Mary's Hospital Medical School di London, dan menjadi dikenal di seluruh dunia dengan nama Sir Alexander Fleming, penemu Penicillin.
Beberapa tahun setelahnya, anak dari bangsawan itu diserang oleh Pneumonia.

Apa yang menyelamatkannya? Penicillin...
Siapa nama bangsawan itu? Lord Randolph Churchill...
Nama anaknya? Sir Winston Churchill...

Ada peribahasa "Apa yang kamu tabur itulah yang kamu tuai". Jika kamu menabur hal buruk, maka kamu akan menuai hal buruk juga. Apabila kamu menabur kebaikan, maka kamu akan menuai kebaikan juga.

Setiap Langkah adalah Anugerah


Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Disana ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, bernama Harry.Harry yang dikirim untuk menjemput sang profesor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan koper. Ketika berjalan keluar, Harry sering menghilang. Banyak yang dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopernya jatuh. Kemudian mengangkat seorang anak kecil agar dapat melihat pemandangan. Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor itu dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

Darimana Anda belajar melakukan hal-hal seperti itu?” tanya sang profesor. “Oh,” kata Harry, “Selama perang saya kira.” Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau. Dan bagaimana ia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.
Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah, “ katanya “Saya tidak pernah tahu apakah langkah berikutnya merupakan pijakan yang terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira semenjak saat itulah saya menjalani hidup seperti ini.

SILAHKAN ANDA BERKOMENTAR

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons