Satu-satunya penumpang yang selamat dari kecelakaan kapal lau terdampar di pulau kecil yang kosong. Ia berdoa agar Tuhan menolongnya. Setiap hari ia melihat ke kaki langit mengharapkan pertolongan, tetapi tak ada satu pun kapal yang datang.
Setelah lelah menanti pertolongan yang tak kunjung datang, ia kemudian membangun pondok kecil dari kayu-kayu yang hanyut untuk berteduh dan menyimpan harta bendanya.

Suatu hari, setelah mencari makanan, ia pulang dan mendapati pondok kecilnya terbakar. Asap bergulung-gulung naik ke angkasa. Hal yang paling buruk telah terjadi; ia kehilangan semua harta bendanya.
Ia berdiri terpaku diliputi perasaan sedih bercampur marah.
“TUHAN…., TEGANYA KAU BERBUAT DEMIKIAN TERHADAPKU!” teriaknya.
Keesokan harinya, ia terbangun oleh suara papal yang mendekati daratan. Papal itu datang untuk menolongnya.
“Bagaimana kau tahu aku ada di sini,” tanyanya kepada si penolong.
“Kami melihat asap yang kau kirimkan,” jawabnya.
********* 
Kita mudah sekali menjadi kecil hati bila urusan tidak berjalan dengan baik. Kita mudah berputus asa bila sedang sedih dan menderita, padahal Tuhan selalu mengurus kehidupan kita.
Ingatlah, lain kali bila pondok kecilmu terbakar rata dengan tanah, boleh jadi itu adalah asap untuk mohon pertolongan.