Suatu pagi hari, ketika si anak telah berumur dua tahun, sang suami melihat botol obat terbuka. Karena takut terlambat ke kantor, ia berpesan kepada isterinya agar menutup botol obat itu dan menyimpannya di lemari.
Isterinya yang sibuk di dapur sama sekali lupa dengan pesan suaminya. Anaknya yang sedang bermain-main melihat botol obat itu, lalu menghampirinya. Merasa tertarik dengan warna obat yang ada di dalamnya, ia lalu meminum semuanya. Obat dengan dosis tinggi untuk orang dewasa itu membuat si anak tidak sadar. Ibunya segera membawanya ke rumah sakit. Namun, nyawa anak itu tidak tertolong.
Sang isteri terguncang melihat kejadian ini dan merasa takut menghadapi suaminya. Tak lama kemudian suaminya datang ke rumah sakit melihat jasad anaknya. Ia menatap wajah isterinya lalu berkata: "Aku cinta kepadamu, sayang!"
Ucapan tak disangka-sangka dari suaminya ini merupakan sikap proaktif. Anak itu sudah mati. Ia tidak dapat dihidupkan kembali. Tak ada gunanya mencari-cari kesalahan isterinya. Disamping itu, kalau saja ia mau menyempatkan diri menutup botol obat itu, tentu kejadian ini bisa dihindarkan.
Tidak ada seorang pun yang harus disalahkan.Isterinya telah kehilangan anak satu-satunya. yang ia butuhkan sekarang adalah hiburan dan ucapan simpati dari suaminya.
Jika setiap orang melihat kehidupan dari perspektif ini,maka berbagai persoalan di dunia menjadi ringan. Karena itu, tinggalkanlah sifat iri hati, cemburu, sikap tidak pemaaf, egoisme dan kecemasan, niscaya kau akan mendapati segala sesuatu itu tidak sesulit yang kau bayangkan.
0 komentar:
Posting Komentar